Subhanallah Ketika Dimandikan, Jenazah Ini Menyebarkan Bau Wangi Dan Tubuhnya Mengeluarkan Sinar Bercahaya, Ternyata sosok tersebut?😱
Tatkala kakeknya wafat, ia termasuk salah satu anggota keluarga yang diamanati untuk turut memandikan jenazah kakeknya. Menurutnya pakaian kakeknya di lepas langsung merebak aroma wangi yang berasal dari tubuh kakeknya.
Tak hanya itu, beliau juga menyaksikan bagian anggota tubuh kakek yang biasa terbasuh air wudhu terlihat bersinar. Ia pun menjadi sangat terharu melihat kemuliaan yang telah Allah karuniakan kepada kakeknya itu. Ingatannya pun seketika melayang – layang pada salah satu wejangan yang pernah Baginda Nabi sabdakan, “Sesungguhnya umatku pada hari kiamat nanti akan dipanggil dalam keadaan putih cemerlang muka, tangan dan kakinya dari bekas-bekas wudhu”. Maka barangsiapa ingin memperpanjang kecermelangannya itu, hendaklah ia melakukannya.” (HR. Bukhori Muslim)
“Waktu kakek saya meninggal, saya ikut memandikannya. Sebelum beliau di mandikan sekujur tubuhnya sudah berbau wangi. Begitu pakaiannya di buka, semua anggota tubuhnya yang biasa kena air wudhu terlihat bersinar,” kenang Ustadz Rifa’i.
Keseharian KH Ilyas begitu sederhana dan apa adanya. Namun beliau sanggup memberangkatkan anak – anaknya pergi haji ke Tanah Suci. Lalu darimana ongkos berhaji itu beliau peroleh?
Sebagaimana yang di ungkapkan cucunya, KH Ilyas setiap mengajarkan satu kitab kepada murid – muridnya, biasanya beliau memperoleh upah sekadarnya dari murid – muridnya itu, namun uang itu tidak beliau pergunakan untuk apa – apa terkecuali hanya ia selipkan di beberapa lembar kitab – kitabnya.
“Uang itu tidak di simpan di dompet atau di berikan kepada istrinya, tetapi di simpan saja dalam lembaran – lembaran kitab yang di ajarkannya. Setelah lama kitab itu di buka ternyata banyak uangnya, bahkan cukup untuk memberangkatkan anak – anak pergi beribadah haji. Maka uang itu di gunakan untuk memberangkatkan anak – anaknya pergi ibadah haji,”
Salah satu wejangan atau nasihat yang selalu membekas di benak Ustadz Rifai adalah tatkala kakeknya itu berkata, “Jangan suka menjadi orang yang suka meminta – minta,”
Menurut Ustadz Rifai’i, petuah itu sangat besar maknanya. Melalui petuah itu, beliau sebenarnya sedang berpesan supaya kita tidak hubbuddunya (terlalu mencintai dunia). Kita dilarang mencintai kehidupan dunia yang berlebihan. Hal itu dapat kita aplikasikan dengan cara mensyukuri segenap hal yang sudah ada dan Allah karuniakan kepada kita.
Padahal di zaman sekarang ini, sudah terlalu banyak orang yang sesungguhnya sudah berkecukupan secara materialisme namun masih memelihara sifat tamak dalam dirinya dengan terus menerus menimbun kekayaannya itu. Maka tak pelak bila mereka sampai menghalalkan segala cara untuk dapat memenuhi segala ambisi mereka.
KH Mohammad Ilyas wafat pada tahun 1991 dalam usia 90 tahun di kediamannya daerah Cikini, Jakarta Pusat. Menjelang meninggal, beliau tidak merasakan sakit tetapi hanya terpeleset di kamar mandi. Kemudian oleh anak – anaknya KH Ilyas di bopong ke pambaringan. Di tempat tidur itu, beliau meminta tasbih kemudian mengucapkan kalimat tahlil tahmid dan takbir. Hingga akhirnya beliau meninggal pada malam hari dengan sangat indahnya yaitu setelah melaksanakan shalat malam. Jenazahnya di kuburkan di Pemakaman Kawi – Kawi Keramat Sentiong, Jakarta Pusat.